"Bagaimana, Mbak, semalam sukses kan?" Citra menanyakan malam yang memalukan itu padaku. Aku hanya sesenggukan di hadapannya. Sudah kesekian kalinya penolakan itu terjadi. Bahkan Citra demi diriku berupaya agar kakaknya bersedia menunaikan kewajiban sebagai suami. Aku mengingat malam-malam sebelumnya. Mas Arya masih bersikap dingin padaku. Seharusnya kami mereguk kenikmatan sebagai sepasang pe…