Potensi Kupu-Kupu di Taman Wisata Alam Nanggala III, Kota Palopo
Buku Potensi Kupu-Kupu di Taman Wisata Alam Nanggala III, Kota Palopo Sejak dahulu, kupu-kupu telah menjadi objek penelitian dalam kaitannya dengan peran dunia serangga dalam kehidupan manusia. Namun hal ini belum optimal diupayakan sebagai objek wisata, meskipun apresiasi masyarakat telah dimulai sejak dahulu. Pada tahun delapan puluhan, ketika pembukaan London Butterfly House di Syon Park, Inggris, kupu-kupu mulai dijadikan sebagai salah satu sarana pertunjukan hidup yang menarik (Goh, 1993). Kondisi alam Indonesia yang indah sangat mendukung pengembangan kegiatan wisata alam. Kupu-kupu merupakan salah satu fauna yang telah dikembangkan sebagai objek wisata di Malaysia dan Inggris. Indonesia yang memiliki keindahan kupu-kupu yang beraneka ragam belum optimal mengembangkan pemanfaatan potensi ini sebagai atraksi hidup. Saat ini pemanfaatannya hanya sebatas menjual kupu-kupu yang diawetkan karena dinilai lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan menangkarkan kupu-kupu dan dimanfaatkan sebagai atraksi hidup atau sebagai objek penelitian (Gustiani, 2002). Salah satu penyebab pengembangan objek wisata alam kupu-kupu belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, adalah karena wisatawan pada umumnya lebih memilih objek wisata berupa hutan, gunung, sungai, tanjung, laut, pantai dan pemandangan alam lainnya. Penghargaan terhadap kekayaan sumber daya alam hayati berupa atraksi kehidupan alami kupu-kupu masih sangat kurang. Padahal pesona kehidupan kupu-kupu yang alami berpeluang cukup besar dalam menarik wisatawan karena dapat menjadi objek wisata yang unik dan sebagai objek wisata pendidikan. Buku ini terdiri dari beberapa pembahasan, diantaranya:
Pendahuluan
Deskripsi Umum
Karakteristik Kupu-Kupu
Pengamatan Kupu-Kupu
Karakteristik Wilayah Tanaman Wisata Alam Nanggala III
Keanekaragaman Kupu-Kupu di Wilayah Taman Wisata Alam Nanggala III
Kupu-Kupu Sebagai Objek Wisata
Tidak tersedia versi lain